Di Antara Taat dan Cinta: I’ll Take You Home
BAB 3
I’LL TAKE YOU HOME
Burung besi yang mengantarkan Nadira kembali ke ibukota sudah berhenti dengan sempurna. Penumpang sudah membuat barisan panjang di gang dalam pesawat, menunggu pintu dibuka. Setelah mbak pramugari membuka pintu pesawat dengan sempurna, satu persatu penumpang keluar dari pesawat menuju tempat pengambilan bagasi. Termasuk Nadira. Ia cukup lama menunggu kopernya.
Keluar dari pintu kedatangan, Nadira berpisah dengan teman kantornya. Seketika ia bete melihat satu sosok yang berdiri di antara deretan para penjemput penumpang. Huft Ardi ternyata benar-benar membuktikan perkataannya di Whattsapp tadi siang. Kenapa dia enggak ngerti-ngerti juga seh. Heran. What a stupid. Nadira mengomel dalam hati.
“Bukankah sudah aku katakan tidak usah jemput ke bandara.”
“I’ll take you home.” Ardi mengambil alih koper Nadira.
“Hei.”
“Okay. I’m sorry. Will not do it again. Let me take you home this time.”
“Noted. Just this time.”
Ardi memacu mobil keluar dari bandar udara Soekarno-Hatta.
“Nad, aku akan bicara dengan papamu malam ini.”
“Tidak. Bukankah sudah berkali-kali aku jawab tidak.”
“Aku serius Nad.”
“Aku juga serius.”
“Well, kita sudah sama-sama lulus kuliah, sudah sama-sama kerja. Apalagi, Nad?”
Nadira tidak menjawab. Ia diam. Pandangannya menerawang ke depan. Sepanjang perjalanan Nadira lebih banyak diam. Ardi beberapa kali mencoba mengajak Nadira untuk bicara. Nadira tetap diam. Ia tidak merespon sedikitpun obrolan Ardi. “Nad, kamu benar-benar tidak berubah sejak awal masuk kuliah. Namun entah kenapa aku tetap suka kamu hingga detik ini.” Ujar Ardi sambil melewati gerbang cluster rumah Nadira.
Tak lama mobil sudah parkir di depan sebuah rumah bertingkat dengan cet putih. Ardi keluar dari mobil kemudian membuka bagasi mobil. Mengeluarkan koper Nadira. Nadira mengambil alih kopernya yang dipegang oleh Ardi. Pintu rumah terbuka dari dalam. Bu Hasan, mama Nadira, berdiri di pintu rumah.
“Dira?”
“Iya, Ma.” Kekesalan Nadira semakin menjadi-jadi. Huft kenapa juga mama harus melihat Ardi. Batin Nadira.
Ardi sumringah. Akhirnya ia punya kesempatan bertemu langsung dengan orang tua Nadira. “Malam, Tante. Saya Ardi,” Ujar Ardi.
“Malam. Terima kasih nak Ardi sudah mengantarkan Nadira. Maaf jadi merepotkan.”
“Tidak tante, tidak merepotkan sama sekali.”
Nadira nyelonong masuk ke dalam rumah. Meninggalkan Ardi begitu saja di teras.
“Sudah malam. Sepertinya Nadira juga butuh istirahat. Besok saya ke sini lagi, Tante. “
“Oh iya-iya. Terima kasih sudah mengantarkan Nadira pulang.”
“Sama-sama, Tante.”
Perlahan Ardi memacu mobilnya. Senyumannya merekah. Sebuah pertanda baik untuk esok hari. Batin Ardi.
Mobil Ardi sudah menjauh dari rumah Nadira. Bu Hasan menutup pintu rumah, kemudian masuk ke dalam rumah. Bu Hasan menghela nafas panjang ketika melihat Nadira merebahkan badannya di sofa ruang keluarga. Ketika melihat mamanya, Dira langsung menyalami mamanya.
“Tadi temen kantormu, Dir?”
“Bukan, Ma. Temen kuliah.”
“Ooo.”
Pak Hasan keluar dari kamar. Nadira menyalami papanya. “Kirain Papa udah tidur.” Ujar Nadira.
“Belum. Papa menunggu kamu pulang.” Ujar Pak Hasan sambil duduk di sebelah Nadira.
“Ah Papa, Dira bukan anak kecil lagi, Pa.” Nadira memeluk papanya.
“Iya, Papa tahu kamu bukan anak kecil lagi. Papa cuma mau bilang besok pulang kantornya agak cepet ya. Ada yang ingin papa bicarakan.”
Nadira melepaskan pelukannya. “Kenapa enggak sekarang aja? Kenapa harus menunggu besok, Pa? I’m here.”
“Kamu pasti lelah baru pulang dari luar kota. Sebaiknya malam ini istirahat. Besok kamu langsung ngantorkan?”
Nadira mengangguk.
“Besok pagi Papa harus berangkat kantor lebih pagi dari biasanya. Ada meeting penting di kantor. Jadi besok malam pulang lebih cepat ya.”
“Siap, Pak Bos. I will. Dira ke kamar dulu ya, Pa, Ma.”
Dira beranjak ke kamarnya di lantai dua.
Ting. Sebuah pesan di Whatsapp messenger masuk. Nadira mengambil hapenya. Sebuah pesan dari Ardi.
“Besok malam aku ke rumah untuk bertemu Papa dan Mamamu, Nad.”
“Tidak. Hentikan semua ini, Di.”
Nadira mematikan hapenya. Ia tidak mau lagi diganggu Ardi. Hari ini sungguh melelahkan.
XXX
NOTE:
Please follow our instagram account to get news update about this novel. Our IG account: @novelbyviedyana
saya baru baca sekilas tentang artikel diatas. ini novel ya mbak?? ketika membaca artikel ini seolah – olah imajinasi saya bermain mulai dari Bandara ketika Nadira di jemput ardi dan sampai di rumah bertemu mamanya. dan saya dibawa pada kisah yang bersambung. gak sabar mau tahu lanjutannya mbak.