Bandung dan Jakarta, Dua Kota yang Mengisi Sebuah Ruang di Hati

Sedikit pun tidak ada darah sunda mengalir dalam diri saya ini. Namun mengunjungi Bandung bagaikan pulang kampung ke Bukittinggi bagi saya. Ya, Bukittinggi adalah kampung halaman di mana kedua orang tua saya berasal. Jadi sangat jelas bahwa darah minanglah yang mengalir dalam tubuh ini. Namun Bandung sukses mengambil salah satu ruang di hati saya. Saya rindu suasana tinggal di Bandung, saya rindu duduk-duduk walau hanya sebentar di kafe-kafenya yang unik, saya rindu keluar masuk FO, saya rindu makanan-makanan khasnya seperti batagor, cilok, lomie, yamien dan lain-lain. Masih banyak lagi. Well, makanan-makanan itu juga banyak dijual di kota lain tapi yang dijual di Bandung memiliki khasnya tersendiri. Bandung, I left a piece of my heart there. Terdengar sedikit lebay bukan? Namun bertanyalah kepada siapa saja yang pernah tinggal di Bandung, saya yakin mereka setuju dengan saya. Mereka pasti merindukan semua itu. Bener gak? How about you?
Kota lain yang juga sangat terkoneksi kuat dengan saya adalah Jakarta. Bagaimana tidak, di kota ini saya dilahirkan lebih dari tiga dekade silam. Dan kota ini juga yang kemudian menjadi saksi bisu perjuangan saya untuk mandiri secara finansial setelah beberapa tahun hidup ngekos di Bandung, dan selalu dapet kiriman uang tiap akhir bulan dari orang tua saya. Ya, Jakarta-lah tempat saya berlabuh menapaki kerasnya dunia kerja.

Jadi wajarkan jika kemudian saya mengatakan Bandung dan Jakarta memiliki keterikatannya sendiri bagi saya. So many stories left behind. It feels like a home setiap kali saya menjejakkan kaki di kedua kota ini. Enggak peduli pak suami saya enggak suka dengan Jakarta. Still my heart goes to you, Jakarta. Maklum pak suami saya enggak tahan dengan macetnya Jakarta.
Tapi tidak hanya bagi saya lho. Sebagai dua buah kota besar di Indonesia, Bandung dan Jakarta memiliki ketergantungan satu dan yang lainnya. Ini bisa dilihat dengan seriusnya pemerintah membenahi akses jalan bagi warganya yang sering wara wiri Bandung – Jakarta. Dari Bandung ke Jakarta ataupun sebaliknya kini tidak hanya ditempuh melalui rute-rute lama seperti via Puncak, Jonggol ataupun Purwakarta. Kini tol Cipularang menjadi akses paling cepat untuk pulang pergi Bandung – Jakarta (PP). Dengan catatan dalam kondisi jalanan normal. Kalo macet sudah melanda, maka cerita akan menjadi sangat berbeda. Hehe.
Selain menjadi kota tujuan untuk menimba ilmu, Bandung juga terkenal akan objek wisatanya. Tentunya kalau di Bandung gak jauh-jauh dari gunung, bukit dan lembah. Mirip-mirip dengan Bukiittinggi, Bandung dikelilingi bukit dan gunung. Nan legendaris yaitu gunung Tangkuban Perahu di utara Bandung dan gunung Patuha di bagian selatan. Selain itu di Bandung juga tumbuh subur berbagai macam tempat makan yang menyuguhkan pemandangan nan ciamik. Love it so much. Tak jarang hal ini juga yang membuat warga Jakarta rutin bedol desa ke Bandung. Refreshing, mereka hampir tiap minggu memenuhi jalanan di kota hingga ke kabupaten Bandung.

Eh tapi bukan berarti di Jakarta tidak ada hiburan dan tempat wisata yang bisa dikunjungi lho. Banyak. Banyak banget. Tapi tentunya berbeda dengan yang ditawarkan di Bandung. Salah satu kawasan yang populer dan diburu para warga untuk berlibur adalah kawasan Pulau Seribu, wisata kota tua, dan juga Ancol. Angin sepoi-sepoi tepi laut tentunya beda dengan semilir angin yang berhembus di daerah yang di kelilingi gunung dan bukit. Iyakan?
Pilihan utama untuk transportasi Bandung – Jakarta yaitu transportasi darat. Kalau naik pesawat lebih lama nunggu di bandar udaranya dibandingkan di dalam pesawat. Hehehe. Jadi enggak salah jika kemudian transpostasi darat dengan rute Bandung – Jakarta(PP) menjadi sebuah peluang bisnis yang menjanjikan bagi para pelaku bisnis di bidang jasa transportasi.
Pada umumnya ada dua pilihan utama untuk wara wiri Bandung – Jakarta (PP). Bisa naik bis yang artinya titik keberangkatan dan kedatangan adalah dari terminal ke terminal. Terminal bis antar kota biasanya terletak agak di pinggiran kota. Pilihan kedua yaitu dengan shuttle. Nah untuk shuttle ini cocok banget bagi yang berada di tengah kota.
Masih saya ingat dengan jelas ketika belum lama meninggalkan Bandung sebagai tempat tinggal, hampir setiap bulan saya tetap menyambangi Bandung. Biasanya saya ke Bandung ketika weekend. Ceritanya refreshing. Dan pilihan saya selalu jatuh kepada shuttle atau travel. Kenapa begitu? Alasannya hanya satu, yaitu meeting point keberangkatan yang dekat dari kantor saya kala itu. Pun begitu ketika hendak pulang ke Jakarta. Tiket travel ke Jakarta saya beli di operator travel yang dekat dari tempat saya menginap di Bandung. Biasanya seh seputaran Dago dan Cihampelas. Bagaimana dengan kamu teman?
Jikalau dulu biasanya saya suka mendatangi langsung lokasi operator travel untuk mendapatkan tiket keberangkatan dan kepulangan saya dari Bandung, kini sudah tidak perlu seperti itu lagi. Tiket travel baik tiket travel ke Bandung ataupun tiket travel ke Jakarta dapat dibeli melalui Traveloka yang sudah bekerja sama dengan agen dan juga operator travel rute Bandung – Jakarta. Sangat membantu ya! Di mana pun kamu berada, hanya dengan bermodalkan aplikasi Traveloka di hape, kamu sudah bisa membeli tiket travel yang sesuai dengan tujuan dan juga anggaran perjalanan kamu. Hidup terasa menjadi lebih mudah. Setuju?
Sekian cerita dua kota yang penuh kenangan bagi saya. Bagaimana dengan kamu? Kota mana yang banyak meninggalkan cerita di hatimu? Yuk berbagi sedikit cerita di kolom komentar.
Mataram, 13 Desember 2018
aku sih pilih naik kereta kalau ke bandung
Bebas dari macet ya kak hehehe…
kalau saya sih: Jakarta.
dari dulu paling anti dan nggak pingin tinggal di Jakarta. tapi nasib membawa saya ke Jakarta, karena Allah memberikan rezeki saya di Jakarta.
Tos dulu kitah…jakarta selalu di hati yes
Ada beberapa kota yang saya tinggali di sepanjang usia, tapi yang paling berkesan adalah Yogyakarta sebagai kota tempat saya menuntut ilmu,menemukan jati diri,dan menjadi anak kost. Di titik ini,menjadi anak kost adalah fase paling seru dalam perjalanan hidup saya. 😀
Setujuuuh menjadi anak kos pd masa kuliah adalah salah satu fase hidup paling seru. Itulah kenapa Bandung selalu di hati bagi saya. Qiqiqiqi…
Hm….tambah satu lagi yg jatuh cinta sama yogya..dan saya masih dalam sebuah tanda tanya besar: how come?
Saya pernah enggak suka dengan kota yogya, tapi takdir hidup membuat yogya menjadi salah satu kota yang dituju untuk pulang kampung