Rumah Makan Ngumpet di Belakang SPBU

Rumah Makan Ngumpet di Belakang SPBU

(24/6/2018) Menyusuri pulau jawa dari barat ke timur melalui jalur selatan sangat menyenangkan karena akan disuguhkan dengan pemadangan yang cantik.  Jalan yang berkelok-kelok mengikuti  lika liku bukit dan sawah. Gunung yang menjulang tinggi. Hijau mendominasi pandangan mata. Air nan jernih. Sejuk.

Setelah menginap dua malam di Bandung, di rumah adik saya, perjalanan darat dilanjutkan menuju Yogyakarta. Touring lagi berlima, saya, suami dan tiga bocah kami. Salah satu daerah yang kami lewati yaitu Ciamis. Ada apa ya di Ciamis?

Saya dan keluarga memasuki kota Ciamis menjelang siang. Berhubung touring bersama bocah-bocah, jadi kudu banyak sabarnya, termasuk ketika bocah bilang pengen pipis. Mau gak mau harus segera berhenti. Daripada  kelamaan ditahan terus ngompol di mobil, masalah bisa lebih runyam. Di kejauhan terlihat plang pom bensin pertamina. Saatnya minggir sebentar karena duo bujang kecil pengen pipis.

Setelah keluar dari kamar mandi saya baru ngeuh ada jalan kecil antara musholla dan kamar mandi ke arah belakang.  Dihubungkan dengan sebuah jembatan kecil. Eh kok pemandangannya cakep. Sawah hijau menghampar. Ada saung-saung di tepi sawah. Tampak beberapa keluarga sedang lesehan makan. Mereka makan sambil melihat-lihat hamparan sawah.

viedyana.com

Iseng masuk ke dalam. Niat awal seh buat lihat-lihat aja. Oalah ternyata ini adalah rumah makan saudara-saudara. SAUNG LESEHAN SPBU IMBANAGARA CIAMIS. Begitu tulisan yang saya baca di salah satu saung. Dan bisa ditebak dong, akhirnya keisengan berakhir dengan kita makan siang di sini saja. Sekalian istirahat. Udah masuk waktu makan siang juga. Begitu kata pak suami.  Sebenernya baru mau masuk waktu makan siang. Waktu menunjukkan pukul setengah dua belas WIB ketika kami melihat-lihat. Hehehe.

Setelah memilih tempat mari kita mulai pesen makanan. Seorang bapak mendekati meja kami sambil membawa menu makanan. Variasi makanan cukup banyak. Tentunya enggak semua dipesen dong. Kami hanya pesen beberapa menu saja. Sate daging sapi maranggi, sop buntut, tumis genjer. Oh ya setiap pemesanan makanan sudah termasuk lalapan dan sambel terasi ya. Tahu dong aneka lalapan mentah khas sunda. Selada air, timun, terong bulat dan  leunca. Dari empat macem ini saya cuma demen selada air. Hehehe.

Agak lama menunggu, akhirnya pesenan kami dateng juga. Uwiiih si sate kece banget deh. Penyajiannya pakai hotplate. Asap mengepul ketika sate dihidangkan di atas meja. Ada sambel kecap dengan potongan cabe rawit yang banyak. Duh, kesukaan pak suami saya banget ini. Dan ternyata potongan daging sate sapi marangginya besar-besar dan pas diicip dagingnya empuk. Uenak. Hilang deh bete waktu pesen si sate. Hahaha. Ya..ya..waktu pesen agak-agak bete gimana gitu waktu denger si sate harganya 5,000/ tusuk.

viedyana.com

Kalo tumis genjer adalah pilihan saya. Awalnya pak suami agak keberatan, pengen sayur yang lain. Tapi akhirnya beliau menyerah dengan pilihan saya. Ya gimana ya, ini sayuran langka banget di Mataram, Lombok, kota tempat kami tinggal. Sekian tahun tinggal di pulau nan cantik itu belum pernah sekali pun saya makan sayur genjer di sana. Beda banget dengan di kota saya dibesarkan, Bogor. Genjer mudah banget ditemukan. Yup, genjer mudah banget ditemukan di tanah sunda.

viedyana.com

Semua menu makanan sudah lengkap di meja. Yuk mari makan. Sebelum makan duo bujang kecil saya bengong dulu dengar emaknya ngomong bahasa sunda sama si mamang yang anter makanan.

“Bunda, ngomong pake bahasa apa itu?”

“Kasih tau gak ya??”

Duo bujang bete dengan jawaban saya. “Itu bahasa sunda, Nak.” Ujar saya cepat.

“Kok bunda bisa?”

“Bisa dikit-dikit doang, Nak. Ayo makan.”

Sesi makan dimulai. Pikiran awal saya anak-anak makan pake sop iga. Eh tapi, si sop cuma diambil kuahnya dikit doang. Duo bujang malah lahap makan sate sama  tumis genjer. Mereka berebut makan sate sama bapaknya. Yang membuat saya agak surprised adalah melihat mereka makan tumis genjer. Ya, genjer yang awalnya mereka penasaran, nanya kemudian icip sedikit. Dan berlanjut dengan tambah lagi tambah lagi. Jadilah pesen tumis genjer satu porsi lagi dengan catetan emaknya cuma kebagian dikit doang. Duo bujang lahap makan pake sate dan tumis genjer. Dua porsi tumis genjer habis tak bersisa hingga ke irisan-irisan bawang dan cabe. Berhubung emak makan belakangan, pasrah deh kebagian tumis genjer sedikit dan sate satu tusuk. Selebihnya makan pake sop iga deh. Padahal diawal ngiler dan ngebayangin makan sate disiram sambel kecap yang pedes plus tumis gencer, selada air dan juga sambel terasi. Ah, cukup dikhayalan sajah.

viedyana.com

Oh ya, sate sapi maranggi dan tumis genjernya enak lho. Kalo sop iganya menurut saya seh so so aja. Bagi teman-teman yang kebetulan juga melintas di Ciamis, silahkan mampir ke

RM Lesehan SPBU IMB Khas Sunda

Jl. Raya Imbanagara Ciamis

Telp: 0265 – 2750253/ 081323803999

 

Mataram, 17 Agustus 2018

Salam

 

Vidy

SuKa dengan artikel ini? Yuk, bagikan!

Viedyana

Emak dari tiga bocah kecil, domisili di Bantul, Yogyakarta. Suka jalan-jalan, icip-icip makanan, dan menulis. Ada yang ingin ditanyakan atau bekerjasama untuk review usaha, produk dan lain-lain silahkan kontak viedyana1983@gmail.com

4 thoughts on “Rumah Makan Ngumpet di Belakang SPBU

  1. Aihhhh seru banget nemu tumis Genjer. Aku yang sekarang tinggal di Bogor ini, jarang nemu sih mba.

    Btw Mba, gimana kabar di Mataram? Kebetulan aku lahir dan besar sampai SMP di sana, sebelum mama papa ngajakin aku sama adek adek pindah ke Bogor.

    Btw, salam kenal mba. Sapa aku dengan nama Acha, kalau kapan kapan kita ketemu.

    1. Di bogor kan banyak yang jual genjer mentahan. Tinggal tumis sendiri di rumah hehehe..kalo di mataram saya belum pernah nemu yang mentah maupun yg mateng.

      Salam kenal acha…makasih udah mampir ke sini. Mataram udah semakin kondusif.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *