Di Antara Taat dan Cinta: Sedikit Rahasia yang Terungkap

Di Antara Taat dan Cinta: Sedikit Rahasia yang Terungkap

BAB 7

SEDIKIT RAHASIA YANG TERUNGKAP

Pak Hasan memerintahkan pak Rino, supir pribadinya, untuk mengikuti mobil yang ada di depannya. Kini ia mengerti mengapa wajah Ardi begitu familiar di matanya. Ya, lobi kantor. Di tempat inilah ia beberapa kali melihat Ardi menjemput salah satu karyawati yang bekerja di kantor yang sama dengan pak Hasan.

“Jangan sampai hilang jejak ya, Pak. Tapi jangan terlalu dekat juga.”

“Baik, Pak.”

Mobil yang diikuti oleh pak Hasan baru menepi di salah satu deretan kafe yang terletak di daerah Kemang. Beberapa foto berhasil diambil oleh pak Hasan dengan kamera hape pribadinya.

“Ikuti mereka hingga mereka berpisah. Ambil sebanyak mungkin foto yang bisa pak Rino ambil.” Ujar Pak Hasan sambil mengeluarkan sejumlah uang di dompetnya, kemudian memberikannya kepada pak Rino. “Saya pulang naik taksi saja. Besok saya tunggu laporannya di kantor. Assalamualaikum.” Tambah pak Hasan keluar dari mobil kemudian mencegat taksi yang kebetulan lewat.

XXX

 Taksi berhenti tepat di depan rumah pak Hasan. Bu Hasan yang kebetulan sedang di teras luar menyemprot tanaman sirih gadingnya terkejut melihat suaminya pulang naik taksi.

“Loh Papa kok pulang naik taksi. Pak Rino kemana?”

“Pak Rino ada tugas khusus. Nanti Papa ceritakan. Dira sudah pulang?”

“Belum. Tadi ngabarin Mama pulang agak telat, ada meeting dadakan di kantor.”

“Bagus kalau begitu. Papa tunggu Mama di kamar.” Pak Hasan masuk ke dalam rumah dan langsung menuju kamarnya.

Pak Hasan membuka jasnya kemudian mengendurkan dasi yang melingkar di lehernya. Tak lama bu Hasan masuk ke dalam kamar dengan segelas air putih.

“Minum dulu, Pa. Ada apa, Pa?  Kenapa Papa terlihat cemas sekali?”

Pak Hasan menghabiskan segelas air putih yang dibawakan istrinya.

“Papa mengerti sekarang, Ma. Bukan di wisuda Dira Papa melihat Ardi, tapi di lobi kantor.” Ujar pak Hasan sambil memperlihatkan beberapa foto hasil jepretannya di hape.

Bu Hasan kaget melihat gambar yang ia lihat. Seketika ia menutup mulutnya dengan tangan kiri.

“Ini Papa moto sendiri?”

“Iya, Ma. Dan tadi Papa suruh pak Rino untuk mengikuti mereka. Makanya Papa pulang naik taksi. Selang dua hari saja, semua terungkap. Hati Papa sudah enggak enak ketika anak itu bertamu hari selasa kemarin. Bagaimana Dira bisa dekat dengan laki-laki seperti ini, Ma? Papa enggak habis pikir. Dia pikir menikah itu main-main. Tidak, Papa tidak akan menyerahkan Dira kepadanya. Tidak akan. Kalau sampai Dira memilih laki-laki itu daripada Luthfi, Papa tidak akan merestui hubungan mereka.” Wajah pak Hasan menegang.

“Pa, sabar, Pa. Istighfar. Kita tunggu laporan pak Rino besok. Sudah enggak usah dipikirkan lagi. Sekarang Papa bebersih, mandi kemudian kita makan malam sama-sama.”

“Papa udah kenyang, Ma. Anak itu berani-beraninya dia mempermainkan Dira.” Wajah pak Hasan semakin kesal.

“Sabar, Pa. Sabar. Kalau Papa enggak mau makan ya enggak apa-apa. Sekarang Papa mandi dulu supaya bisa beristirahat. Seharian di kantor Papa pasti capek.  Istighfar Pa, istighfar.” Bu Hasan berusaha menenangkan suaminya.

Pak Hasan mengambil handuk yang disodorkan bu Hasan. Kemudian ia masuk ke dalam kamar mandi.

XXX

NOTE:

Get news update about this novel by follow our instagram account @novelbyviedyana. Thank you.

SuKa dengan artikel ini? Yuk, bagikan!

Viedyana

Emak dari tiga bocah kecil, domisili di Bantul, Yogyakarta. Suka jalan-jalan, icip-icip makanan, dan menulis. Ada yang ingin ditanyakan atau bekerjasama untuk review usaha, produk dan lain-lain silahkan kontak viedyana1983@gmail.com

2 thoughts on “Di Antara Taat dan Cinta: Sedikit Rahasia yang Terungkap

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *