Sebuah Janji, Bean Bag dan Milkshake
Bismillah.
Assalamualaikum.
Berjanji kepada anak menjadi salah satu yang kini sering saya minimalisasi. Saya tidak mau lagi asal berjanji hanya untuk meredakan rengekan anak-anak saya. Jika satu baris kalimat janji sudah diucapkan, maka saya harus bersiap dengan tagihan anak-anak untuk segera menunaikan janji tersebut. Rasanya mereka tumbuh begitu cepat. Tidak hanya duo bujang, gadis kecil saya pun sudah bisa bersilat lidah menagih janji yang belum tertunaikan. Emak mendadak pusing kalau para bocah menagih janji. Ayo Mak, belajar lebih giat lagi menjaga lisan. Ups!
Feels Like in Ubud
Suatu siang ketika anak sulung saya masih di sekolah, saya dan pak suami mengajak anak kedua dan ketiga kami makan di luar. Hari itu Mang langganan sayur saya kompak enggak dateng. Mau masak agak-agak gimana gitu. Hampir semua bahan kurang ini dan itu. Jadi sekali-kali makan di luar sajalah ya. Hehe.
Eh tapi, bukan anak kecil namanya kalo kerjaanya gak manas-manasin kakaknya. Mas sulung pulang sekolah dapet laporan dari duo adeknya kalau mereka abis makan di tempat yang kece. Tentunya bisa ditebak dong bagaimana reaksi dari bujang kecil saya ini. Mas Adha juga mau ke sana. Dan berjanjilah pak suami saya akan mengajak anak-anak makan di sana lagi.
Yang paling senang dengan ajakan pak suami saya ini adalah mas Rama, anak kedua saya.
“Bunda, nanti datangnya jangan siang-siang kayak kemarin ya. Rama pengen duduk di tempat yang panas kemarin.”
Saya tertawa mendengar ucapan Rama. Yang dimaksud dengan tempat yang panas adalah spot bean bag di Lesehan Warisan. Setelah gagal duduk pada kedatangan pertama ternyata tidak membuat kapok anak saya untuk datang kembali ke Lesehan Warisan yang terletak di jalan Ahmad Yani, Sayang-sayang, Kota Mataram ini.
Spot bean bag di Lesehan Warisan ini memang kece banget saudara-saudara. Kalau kata anak gaul zaman sekarang spot ini instagramable banget buat cekrek-cekrek. Letaknya di tengah-tengah lesehan dan di ruang terbuka yang dikelilingi kolam ikan dan juga sawah. Pemandangannya jadi kece maksimal. Oh ya, spot bean bag ini beralaskan rumput sintetis. Jadi warna hijaunya matching dengan hijaunya padi di sawah. Keserasian itu penting yes. Setuju gak? Satu hal lagi yang saya sukai di sini yaitu, hiasan macrame yang terpajang di beberapa tempat di lesehan ini. Termasuk di area duduk dengan bean bag ini. Ah coba bayangkan duduk di sana sambil menyeruput secangkir kopi kemudian memandangi tangkai-tangkai padi yang semakin merunduk. Hijau mulai menguning. Cantik bukan. Pemandangan yang biasa saya lihat di foto-foto para pecinta jalan ketika mereka sedang di Ubud, Bali.
Baca juga: RoadTripMbokJastra#10: Makan Tangah Sawah di Dapua Amaak
Pada kedatangan yang kedua ini, 23 Januari 2019, saya dan keluarga datang sore hari. Angin berhembus pelan, matahari sudah mulai turun ke peraduannya ditambah dengan cuaca berawan. Semesta mendukung untuk duduk santai di spot bean bag Lesehan Warisan. Sekali lagi yang paling bahagia adalah mas Rama. Ia langsung melesat ke spot bean bag ketika baru turun dari mobil. Duduk santai. Tidak ketinggalan anak sulung saya yang menyusul ke spot bean bag dan kemudian langsung mengeluarkan mainan legonya. Uhuy lesehan ini sudah seperti punya sendiri saja. Ups! Enggak ding. Nanti diprotes sama yang punya. Dan kebetulan yang sangat menyenangkan sore itu, kedatangan kami berbarengan dengan tamu yang yang sudah selesai bersantai ria di Lesehan Warisan. Jadi sore itu tidak terlalu ramai. Malahan cenderung sepi. Soreku semakin syahdu. Ihiiiiy!
Paket Taliwang: Menu di Lesehan Warisan yang Lombok Banget
Entah apalah judulnya kedatangan saya sore itu ke Lesehan Warisan. Kalau makan siang udah sangat terlambat. Kalau makan malam ini terlalu cepat. Bingung deh. Eh tapi sore itu saya tetep memesan menu yang ada nasinya. Saya laper. Tapi pak suami dan anak-anak tidak terlalu. Mereka makan sekedarnya sajah. Hehe. Saya memesan menu yang berbeda dengan kedatangan saya yang pertama. Kali ini saya memilih paket Taliwang yang terdiri dari nasi bakulan, air mineral, ayam taliwang, ikan pedas manis, pelecing kangkung, beberuk terung, dan telur dadar gulung. Menu paket yang satu ini kental dengan masakan khas lombok. Setuju tidak????
Yang menjadi favorit anak-anak saya tetaplah si telur dadar gulung. Kalau saya penasaran dengan rasa pelecing kangkung yang mampu membuat pak suami saya mengunyah kacang yang selalu hadir di tiap porsi pelecing. Biasanya selalu jatah saya menghabiskan kacang goreng ini. Jadi sebelum satu porsi pelecing kangkung tandas oleh pak suami, saya sudah memberi peringatan pendahuluan supaya pelecing kangkung disisakan sedikit untuk saya sekedar icip-icip. Yeah minimal tahu rasanya. Berhasil. Kali ini saya kebagian pelecing kangkung walau hanya sedikit. Yeah pak suami menepati janjinya. Pelecing kangkung disisakan untuk saya sekedar icip-icip. Haha.
Well, sebenernya satu yang menjadi ganjelan saya ketika makan kangkung khas lombok ini, yaitu batang yang terlalu tua dan besar. Jadi walaupun sudah cukup lama tinggal di Mataram, Lombok, jangan bayangkan saya sering makan pelecing kangkung. Saya tidak terlalu doyan. Jika ada dua pilihan antara kangkung darat dan kangkung air, maka saya akan lebih memilih kangkung darat yang lebih banyak daunnya dan lebih kecil batangnya. Eh tapi pelecing kangkung yang saya icip kali ini batangnya tidak terlalu besar dan tidak keras. Hm…pas nih pemilihan kangkung dan juga mateng pas merebusnya. Yuk mari kita tuntaskan makan si pelecing kangkung ini.
Sedangkan untuk minumannya, hmmm para bocah saya langsung memesan milkshake coklat. Sedangkan pak suami memesan moccacino.
Baca juga: RoadTripMbokJastra#8: Ngarai Sianok dari Kaki Sebuah Jurang
Milkshake Banana Coklat nan Istimewa
Tidak hanya dalam hal pemilihan paket makan saja, ada satu lagi aksi coba-coba saya di kedatangan kedua ini, yaitu memesan minuman rekomendasi dari mas yang melayani kami sore itu. Saya yang tadinya memesan milkshake coklat tiga gelas, jadi berputar haluan menjadi dua gelas milkshake coklat dan satu gelas milkshake banana chocolate. Sangat jarang saya memesan minuman dengan berbahan pisang.
Bagi sebagian orang yang menyukai aneka olahan jus, pisang masuk dalam daftar yang dijus. Jangan tanya saya, ya. Saya enggak suka pisang di jus. Rasanya jadi aneh menurut lidah saya. Daripada di jus mending dibakar aja deh. Jadi pisang bakar ditambahin keju, mises dan susu. Hm…maknyus. Yuk, siapa yang satu tim dengan saya? Hehehe.
Baca Juga: Rumah Makan Ngumpet di Belakang SPBU
Selain dijus, variasi lainnya dari pisang sebagai minuman yaitu di milkshake. Pernah beberapa kali saya mencoba di restoran yang berbeda, hm..tetep rasanya kurang cocok dengan indra pengecap saya ini. Enggak lagi-lagi deh. Kalau mau nge-milkshake yang standar-standar aja. Gak jauh-jauh dari coklat tanpa embel-embel lainnya.
Dan sekarang apa yang saya lakukan?? Sore itu saya mau-maunya mengikuti saran dari mas yang melayani orderan kami. Ia merokemendasikan milkshake banana chocolate dengan sangat percaya diri sekali. Must try katanya. Hm…baiklah.
Tak kenal maka tak sayang. Jika tak pernah mencoba, maka tidak akan pernah tahu rasanya. Yang di nanti tiba, yaitu segelas milkshake banana chocolate. Hm…di dalam hati saya berkata semoga milkshake satu ini sesuai dengan ekspektasi saya.
Perlahan saya menyedot milkshake banana chocolate ini dan gugurlah semua ketakutan ketika order tadi. Menurut saya milkshake banana chocolate di Lesehan Warisan ini enak. Pisangnya tidak bikin eneg yang minum. Komposisi coklat dan pisangnya pas euy. Manisnya juga pas. Saya suka. Dan jika di lain waktu saya singgah kembali di Lesehan Warisan ini, maka milkshake banana chocolate ini masuk dalam daftar pertimbangan saya untuk dipesan.
Nah bagaimana dengan kalian manteman?
Mataram, 5 Februari 2019
Salam
milkshake banana chocolatenya nampak enak. saya suka banget sama milkshake apalagi yang atasnya ada es krim.
*langsung lirik gelambir di perut*
Bukan cuma nampaknya aja mbak..emang enak..saya suka. Jarang2 suka milkshake banana chocolate hehe. Salam kenal ya mbak
Mestinya singgah ke sini ya waktu ke mataram tahun lalu …
Mbak tinggal di Mataram? Plecing kangkungnya emang sedep banget deh, kangkungnya agak gemuk kyk di Manado. Duhh..kangen ke Mataram lagi deh.
Iya mbak, saya stay di mataram. Tapi saya gak terlalu suka sama kangkungnya lombok hehehe…hayuuuk maen ke mataram lagi..
Udah jadi dua postingan aja euy. Duh iri saya sama produktivitasnya. Saya dong, satu postingan aja gak kelar-kelar. Hiks
iya tentang yang ini dua, tapi yang laen enggak beres beres mbak wkwkwk
waah mantap
bisa dicoba ini
kebetulan sampai bulan juni ada di lombok