RoadTripMbokJastra#8: Ngarai Sianok dari Kaki Sebuah Jurang
Assalamualaikum Teman,
Kali ini saya ingin berbagi cerita tentang Ngarai Sianok. Masih dalam rangka #RoadTripMbokJastra. Bagi para traveller, nama Ngarai Sianok tentunya bukanlah suatu yang asing. Ngarai yang satu ini terkenal hingga ke mancanegara. Jurang yang dalam, dan lebar ini panjang sekali, menjadi pembatas kota Bukittinggi dengan kabupaten Agam.
Salah satu spot untuk menikmati keindahan Ngarai Sianok yaitu dari Taman Panorama. Dari sini keindahan Ngarai Sianok dilihat dari atas tebing. Di bibir jurang nan terjal. Spot ini terkenal di kalangan traveller dari zaman dahulu kala. Setidaknya dari saya kecil. Hm…well more than 30 years.
Tapi kali ini bukan Taman Panorama yang ingin saya bahas. Sabar ya teman, Ngarai Sianok dari Taman Panorama akan saya ceritakan terpisah. Kali ini ada spot lain yang enggak kalah kece. Sebuah tempat di kaki jurang, di sebuah tanjakan menuju Sianok dari Lambah.
(4/11/17) Rumah Pohon Abdul. Begitu sebuah plang terpampang di sisi kanan jalan. Well, sisi kiri adalah dinding jurang yang dipenuhi oleh pohon dan semak-semak. Tempat ini dinamakan rumah pohon karena memang terdapat dua rumah pohon ketika saya sedang singgah untuk makan di sana.
Satu rumah pohon berukuran sedang, dan satu lagi berukuran kecil. Dari sini pandangan mata lebih leluasa untuk menikmati hamparan sawah dan dinding-dinding tebing Ngarai Sianok nan berliku. Tidak hanya untuk berswafoto (selfie), di rumah pohon ini teman juga bisa makan lho karena disediakan set meja dan kursi.
Kita lanjut ke ruangan makan utama yang berupa ruang terbuka tanpa sekat. Makan di sini mata akan dimanjakan langsung ke salah satu deretan dinding Ngarai sianok nan menjulang tinggi dan kokoh. Dan mata ini semakin adem melihat hamparan sawah hijau di kaki jurang. Tentu saja pemadangan tidak seluas jika dari rumah pohon yang letaknya lebih tinggi. Tapi saya lebih suka di ruangan ini. Di bagian pinggir yang juga berfungsi sebagai pembatas, dibuat meja dan kursi panjang. Hm….duduk memandangi pemandangan kece sambil menyeruput secangkir teh atau kopi rasanya WOW banget.
Rumah Pohon Abdul tidak hanya menawarkan keindahan liku-liku Ngarai Sianok, tapi juga menyajikan masakan-masakan khas minang, salah satunya yaitu Itiak Lado Mudo.
Disini tidak hanya masakan khas minang aja lho, ada juga masakan nusantara dan western style. So, yang gak demen masakan minang gak usah khawatir.
How to get there
Hm…ada dua jalan untuk menuju Rumah Pohon Abdul. Jika teman sekalian datang dari Panorama Bukittinggi, silahkan ikuti jalan menurun di Ateh Ngarai menuju Batang Sianok, melewati jembatan yang menjadi batas kota dan kabupaten. Ikuti jalan hingga bertemu pertigaan. Belok kiri kemudian jalan mulai menanjak dan berbelok mengikuti kontur tebing. Tidak jauh dari belokan, teman akan menemukan plang Rumah Pohon Abdul.
Bagaimana dengan jalan kedua? Jalan kedua yaitu jika teman sedang dari arah Padang Luar. Belok kanan ke arah Guguak, menyusuri jalan hingga ke Koto Gadang kemudian Sianok. Susuri Sianok hingga ketemu mesjid Jami’. Dan setelah itu ikuti jalan menurun di antara tebing. Jalan menurun ini berliku-liku mengikuti kontur tebing. Tikungannya tajam dan curam. Jangan kaget jika di sebelah kanan berupa tebing yang tinggi dan di sebelah kiri adalah jurang yang dalam. Jangan lupa ya sebelum melewati tikungan untuk membunyikan klakson. Kenapa? Alasannya adalah safety first! Klakson berfungsi untuk memberi tahu ada kendaraan dari arah yang berlawanan. Ini juga berfungsi untuk meminimalisir kecelakaan. Yaaaap setelah melewati beberapa tikungan maka plang Rumah Pohon Abdul ada di sebelah kiri.
Sssttttt…sebelum meninggalkan tempat kece ini saya diminta untuk mengisi kesan dan saran. Mau tau dong, saran saya apa? Heheh. So simple.
“Semoga di kedatangan saya berikutnya, tamu-tamu Rumah Pohon Abdul tidak perlu lagi membayar jika hanya ingin berfoto sebentar di atas rumah pohon”.
Sekian cerita sisi lain cantiknya Ngarai Sianok. Masih ada beberapa spot lainnya, masih di Ngarai Sianok!
Salam
Vidy