RoadTripMbokJastra#10: Makan Tangah Sawah di Dapua Amaak
Assalamualaikum,
Cerita perjalanan hari ini, masih dalam rangka #RoadTripMbokJastra. Hihihi
Pada cerita sebelumnya, saya sempet tuh singgung deretan rumah makan dengan pemandangan gunung Marapi yang menjulang tinggi ditambah dengan hamparan sawah yang hijau dan menguning di beberapa petak. Daerah yang saya maksud adalah jalan raya Bukittinggi – Batu Sangkar lebih tepatnya Sungai Tarab. Karena tujuan akhir adalah Istana Pagaruyuang di Batu Sangkar, so sekali lagi melewati jalan raya ini.
Eits, mengkol dulu ke salah satu rumah makan. Lapeeer. Di antara sekian banyak rumah makan, pilihan jatuh ke Lapau Makan Dapua Amaak. Bahasa indonesianya kira-kira begini: warung makan dapur ibu.
Mobil memang parkir dekat dengan jalan raya, namun tempat makan di desain agak masuk ke dalam, ke tangah sawah (tengah sawah). Bener-bener makan di kelilingi oleh persawahan. Di sekitar tempat makan di dalam lapau makan Dapua Amaak ditanam bermacam-macam bunga. Cantiiik! Saya suka.
Dapua Amaak menyajikan makanan khas minang banget deh. Lauk pauk, sayur mayur di tata dalam piring-piring kecil kemudian disajikan di meja. Oh ya pilihan tempat duduk ada yang lesehan, dan ada juga yang set meja kursi gitu. Saya waktu itu seh dilesehan. Bawa batita soalnya. Hehe
Seperti saya sebutkan tadi, menunya menu khas minang banget. Sebutlah karupuak kantang (kerupuk kentang), dendeng, itiak lado ijau, baluik (belut), karupuak jangek (kerupuk kulit). Kalo menurut lidah saya neh itiak lado ijau sama baluiknya juara. Enaaaak.
Dan yang enggak ketinggalan adalah menu jariang alias jengkol. Hm..saya bukan penggemar jariang. Namun kata pak suami dan mama saya, sesama penggemar jariang, menu jariang yang disajikan enak. Yuuuuuuk penggemar jariang merapat. Hehehe.
Selain khas minang, di Dapua Amaak ini juga tersedia menu nusantara kok seperti ikan bakar, tumis jamur, kangkung dan lain-lain. Yuk makan!
Oh ya di sini juga tersedia musholla. So gak usah khawatir urusan sholat.
Mari makan sambil menikmati gagahnya gunung Marapi dan cantiknya persawahan yang menghampar bagaikan permadani hidup.
Salam
Vidy
Belut sm jengkolnya menggoda sekali
Hehehe…belutnya enak mbaaak…dan saiyah bukan penggemat jengkol heheh
piring penuh makanan bertebaran dimana2. ini kalo di design mirip banchannya korea bagus mbak. hehe
padahal di kita juga nasi padang piringnya di tumpuk2 gitu. Padahal itu hal kecil, unik tapi menjual dan jarang di sadari 🙂
Mungkin karena faktor warung makan nasi padang di mana2 ya mbak, trus style nya sama. Jadi biasa liatnya. Udah kayak makanan sehari-hari gt heheh