Menikmati Menu Warisan di Lesehan Warisan

Menikmati Menu Warisan di Lesehan Warisan

Bismillah.

Assalamualaikum.  Berawal dari melihat foto-foto yang berseliweran di instagram membuat saya penasaran ingin merasakan duduk santai di bean bag sambil menyeruput kopi dan mengunyah penganan kecil sambil memandang hijaunya areal persawahan. Kayak di Ubud Bali. Uwiih membayangkannya menimbulkan sensasi tersendiri bagi saya. Setelah cek-cek lokasi, oalah tempat ini ternyata tidak terlalu jauh dari rumah saya.  Kalo lihat di google map, kata pak suami ini adalah lokasi Lesehan Dende Tanak Maik yang dulu sering kami singgahi kalau saya sedang malas ribet di dapur. Eh tapi kini nama yang berseliweran di foto-foto yang saya lihat bukanlah Lesehan Dende, akan tetapi Lesehan Warisan.

“Mungkin ganti nama.” Ucap pak suami saya.

“Berarti kita kayaknya harus ke sana, Pak. Di foto yang saya lihat tempatnya cakep.”

Pak suami sangat paham kemana arah pembicaraan ini.

“Ya nanti-nanti.” Jawabnya singkat.

Hahaha. Ups.

Sabtu, 20 Januari 2019, entah kenapa pak Mail dan juga Wadi, mamang sayur yang biasa masuk ke perumahan saya , kompak enggak dateng dua-duanya. Akhirnya saya minta tolong sama ART di rumah untuk belanja ke warung di kampung yang terletak disebelah perumahan. Enggak rezeki, belanja kesiangan, sayur mayur dan lauk pauk  udah banyak yang habis. Lengkap  sudah.

Dan berceritalah saya dengan pak suami. Beliau manggut-manggut aja.

“Kita makan di luar aja ya?” Saya nyengir.

“Ya sudah. Mau makan di mana?”

Hm.. you know me so well, Pak. Dan mulailah emak rempong di rumah seperti saya ini berpikir hendak makan di mana. Tiba-tiba keingetan lagi foto-foto di instagram itu. Duh, jadi emak-emak korban instagram gini. Hehe. Ketika bilang ke pak Suami, hm…beliau pasrah saja. Yuk lah mari kita coba.

Khayalan VS Kenyataan

Siang hari setelah menjemput anak kedua saya di sekolah, meluncurlah kami ke Lesehan Warisan yang terletak di daerah Sayang-sayang, kota Mataram. Dan ternyata benar saudara-saudara lokasi lesehan ini adalah lokasi lesehan yang dulunya sering kami singgahi. Hanya saja kini berganti nama. Tampaknya berganti manajemen, karena desain lesehan ini totally  berbeda antara yang dulu dan yang sekarang. Desain yang dulu  lebih family style. Sedangkan yang sekarang mix. Ada bagian lesehan yang anak muda zaman sekarang banget. Kalau boleh pinjem istilahnya yaitu instagramable banget, cuy.

Baca juga: Macrame, Jalinan Tali yang Bikin Rumah jadi Cantik

Masuk ke dalam, taraaaaaaa mata saya disuguhkan dengan spot-spot kece yang bertebaran di dunia maya itu, yang membuat saya membayangkan duduk cantik berhadapan sawah-sawah. Dan di beberapa spot terpajang cantik macrame.  Itu lho salah satu pernak pernik home decor yang juga lagi ngehits di instagram. I love macrame. Cuma suka lihat, tapi gak bisa bikin. Sampe sekarang statusnya masih niat pengen coba bikin. Sungguh menyedihkan bukan.

Eh jadi curcol. Balik lagi ke masalah tempat instagramable tadi. Iya iya tempatnya kece banget. Tapiiiii saya datang di jam yang salah. Bener-bener salah. Rasa bahagia yang tadi membuncah, seketika langsung kendur saudara-saudara. Spot-spot tersebut enggak cocok banget untuk tempat makan di siang hari. Panas guys! Apalagi curah hujan di kota Mataram sudah mulai berkurang. Duh, memasuki musim kemarau panasnya kota Mataram lumayan banget nyengat di kulit. Ya, spot duduk santai di bean bag  ini cocoknya mulai sore hari ketika sang surya mulai kembali keperaduannya. Dicatet terus diinget-inget ya, kuy. Janganlah salah waktu kayak emak-emak rempong di rumah yang pengen ngegaya  ini. Haha.

Oh ya ada kejadian lucu. Rama, anak saya yang nomor dua penasaran dengan bean bag warna warni itu. Ketika menemani emaknya berkeliling (apalagi jika bukan untuk berkeliling demi kesempurnaan tulisan di blog, haha), ia mengajak saya untuk duduk di sana. Oh no, tentunya saya tolak. Udah tau pasti panas banget. Eh bujang kecil keukeuh tetep pengen coba. Saya persilahkan pengen coba, tapi resiko tanggung sendiri. Saya udah bilang itu panas. Dan duduklah dia di sana. Dengan muka meringis bilang :”Bunda, panas.”

“Loh, tadikan Bunda udah bilang, Nak.”

Dia cengengesan. “Iya, ya.” Wajahnya ceria lagi. Kemudian berlarian ke spot lain. Adeknya yang ditinggal lari cuma bisa teriak, “Mas Rama tungguin, Nad.” Saya jadi tertawa sendiri melihat tingkah laku bocah-bocah ini.  Cup..cup..cup.

Walau gagal makan di tempat yang udah dibayang-bayangin dari rumah, akhirnya saya dan keluarga makan di berugak di tepi kolam ikan yang di bawah. Duduk lesehan. Kalau kolam yang di atas di set untuk  makan  di meja makan semua.

What do we eat?

Setelah memilih tempat duduk, saya dan pak suami membolak-balik buku menu. Menu yang ditawarkan Lesehan Warisan cukup bervariasi. Ada paket untuk satu orang, tiga orang dan lima orang. Untuk pilihan sayurnya ada pelecing kangkung, cah taoge, cah kangkung, sup, urap, terung, beberuk dan sayur khas lombok lainnya, lebui. Untuk lauknya ada bermacam-macam olahan ikan dan ayam. 

Oleh karena anak pertama saya enggak ikut siang ini (masih di sekolah, jadilah maksi kali ini anak dua saja), saya dan pak suami memutuskan untuk pesen Paket Warisan (3 orang). Kalau anak saya yang pertama ikut kami enggak akan pilih paket yang untuk bertiga. Enggak cukup. Para lelaki di rumah saya ini porsi makan nasinya banyak semua. He…dan nama paket yang kami pilih matching dong sama nama lesehan ini. Hehe.

Hm…mengamati tulisan di spanduk-spanduk lesehan yang dipajang di beberapa tempat dan juga di sampul depan buku menu, bisa saya simpulkan bawa menu andalan lesehan ini adalah ikan bakar dalam bambu. Pas banget deh kayaknya dengan paket yang saya pilih, paket warisan. Dalam paket warisan ini sudah termasuk ikan bakar dalam bambu. Pas neh pilihan paket, bisa sekalian icip-icip menu andalan lesehan ini. Semoga sesuai ekspektasi.

Pesanan awal yang datang adalah minuman. Rama pun ngiler lihat pesenan bapaknya yaitu milkshake coklat oreo. Sedangkan gadis kecil saya tertarik dengan es teh pesanan masnya. Cocok deh, pesen satu lagi milkshake coklat oreo dan es teh pun berpindah tangan. Haha. Sedangkan saya pesen es lemon tea sajah. Seger siang-siang minum beginian. Hehehe.

Dan, pesanan kami pun datang, paket warisan yang berisi nasi di bakulan, pelecing kangkung, telur dadar dan si menu hits yaitu ikan bakar dalam bambu plus air minum mineral di gelas. Selain menu ini kami juga pesen sup ayam, tempe tahu goreng dan enggak ketinggalan tambahan sambel buat pak suami saya . Namun sayang tempe tahu gorengnya lagi kosong.

Well, penyajian ikan bakar dalam bambu ini sedikit di luar ekspektasi saya. Sekilas enggak ada bedanya dengan ikan bakar yang biasa saya icip di  lesehan lain. Entah apa yang membuat si ikan nila ini diberi nama seperti itu. Dalam bayangan saya, ikan bakar ini akan ditata di atas bambu gitu. Minimal ini akan memberi tanda si ikan habis dibakar di atas/ di dalam bambu. Hm..iya gak sih?

Beda lidah, beda rasa. Ya, setiap orang tentunya memilki selera sendiri-sendiri bukan dalam menentukan kadar enak atau tidak enaknya satu makanan. Begitu pula dengan si ikan bakar dalam bambu ini. Kalau menurut pak suami saya biasa saja. Namun kalau menurut saya enak. Saya suka dengan wangi kemangi yang bertaburan di atas ikan ini. Harum. Bumbunya pun banyak memenuhi si ikan. Menguliti si ikan kemudian dicolek ke bumbunya, dimakan dengan nasi. Enak. Satu aja seh yang agak kurang menurut saya, kurang pedes dikit. Maklum saya penyuka pedas. Tapi bagi temen-temen yang enggak suka pedas,  takaran ini cukup menurut saya.

Namun sayang makan kali ini saya enggak sempet icip pelecing kangkungnya. Keduluan dihabisin sama pak suami saya. Sampe ke kacang-kacangnya. Biasanya kalau makan pelecing kangkung selalu disisain kacangnya. Namun kali ini seporsi pelecing kangkung tandas tak bersisa. Mungkin ini bisa diartikan enak kali ya. Hehehe. Bener gak, temans?

Nah sekian deh cerita saya mengunjungi Lesehan Warisan ini. Semoga ulasan ini bermanfaat ya temans. Hayooo siapa yang sama seperti saya, penasaran untuk datang ke Lesehan Warisan ini?

***

Lesehan Warisan

Jalan Ahmad Yani, Sayang-sayang, Mataram. NTB

***

Mataram, 21 Januari 2019

Salam

SuKa dengan artikel ini? Yuk, bagikan!

Viedyana

Emak dari tiga bocah kecil, domisili di Bantul, Yogyakarta. Suka jalan-jalan, icip-icip makanan, dan menulis. Ada yang ingin ditanyakan atau bekerjasama untuk review usaha, produk dan lain-lain silahkan kontak viedyana1983@gmail.com

7 thoughts on “Menikmati Menu Warisan di Lesehan Warisan

    1. Betuuuul…tempatnya cozy pula untuk nongkrong-nongkrong cantik. Yang sering bolak balik ke lombok pasti pengen cari yg beda. Makasih udah mampir. Salam kenal

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *